Materi Bahasa Indonesia SMK Kelas X
Memahami Tekanan Intonasi dan Jeda
Memahami lafal merupakan sesuatu hal yang penting mengingat bangsa Indonesia
terdiri dari berbagai daerah dan suku yang mempunyai lafal masing-masing dalam
pengucapan bunyi bahasanya. Agar pengucapan bunyi bahasa Indonesia dapat
dimengerti dengan baik oleh seluruh masyarakat Indonesia,
maka diperlukan lafal bunyi bahasa secara baku.
Diantaranya bunyi-bunyi sangat mirip kedengarannya. Bunyi
bahasa yang berbeda atau mirip dinamakan fonem. Fonem dalam bahasa mempunyai beberapa macam
lafal bergantung pada letaknya dalam kata suku atau suku kata.
Dalam
Bahasa Indonesia ada 28 buah fonem yang terdiri atas:
- 6 buah fonem vocal,
yaitu;/a/i/u/e/o/e’ /, yang disebut vocal tungal.
Masing-masing terdiri dari dua vocal tinggi, tiga
vocal sedang dan satu vocal rendah. Berdasarkan
parameter depan-belakang lidah, dua vocal (i/e) merupakan
vocal depan. Dua merupakan vocal tengah (a/e’ ) dan
dua yang lain merupakan vocal belakang (u, o).
- 22 buah fonem konsonan , yaitu:b, p, d, t, g, k, f, z, s, sy, kh, h, j, c, m, n, ny, ng, r,
l, w dan y.
Terbentuknya konsonan tergantung posisi.
Alat ucap kita sebagai artikulator dan titik artikulasinya yg dibantu dengan udara
dan paru-paru. Konsonan itu sendiri dihasilkan apabila bunyi ujaran udara
yg keluar dari paru-paru mendapat rintangan/ halangan dari alat ucap lainya.
Konsonan mempuyai contoh yaitu: konsonan hambat bilabial,
konsonan hambat alveolar, konsonan hambat palatal, konsonan frikatif glottal
tak bersuara, konsonan nasal bilabial, konsonan nasal alveolar, konsonan nasal
palatal, konsonan nasal velar, konsonan getar alveolar, konsonan lateral
alveolar, semi vocal bilabial, semivokal palatal
Inotasi/
Tekanan
Inotasi adalah kalimat atau mengacu yangg ditekankan pada suku kata atau kata
sehingga bagian itu lebih keras (tinggi) ucapnnya dari pada bagian yg lain.
Inotasi mengacu pada naik turunnya nada dalam perafalan kalimat, sedangkan
ritme mengacu kepemberian tekanan pada kata dalam kalimat.
Bagian kalimat tempat berlakunya suatu pola perubahan nada tertentu
disebut kolompok ton. Pada
setiap kelompok ton terdapat suku kata yg terdengar menonjol yg
menyebabkan terjadinya pengubahan nada. Suku kata itulah yang mendapat aksen.
B.
Lafal, Tekanan, Inotasi Dan Jeda Tidak Lazim/ Tidak Baku
Dalam tuturan bahasa Indonesia ada sejumlah fonem yg dilafalkan tidak sesuai
dengan lafal yg tepat sehingga lafal tersebut menjadi tidak baku. Hal tersebut
dapat dipengaruhi berbagai factor, misalnya karena faktor lafal bahasa daerah
asal, faktor latar belakang pendidikan atau lingkungan sosial.
Contoh:
Pelafan Baku
|
Pelafalan tidak baku
|
Manfaat
|
manpaat
|
Fasilitas
|
pasilitas
|
Virus
|
pirus
|
Pelafalan
agar tidak salah harus dilihat berdasarkan konteks kalimat dalam arti kata–kata
tersebut dan dilafalkan berdasarkan makna kalimat yang dimaksud.
Kompetesi Dasar: Menyimak untuk memahami
informasi lisan dalam konteks bermasyarakat.
A. Memahami Informasi Lisan
Apabila kita sedang mendeengar orang berpidato baik di televisi maupun di
radio, mendengarkan seorang pembicara pada seminar, rapat atau diskusi berarti
kita sedang menyimak sesuatu informasi lisan. Untuk memahami informasi tersebut
ada beberapa hal yang harus dilakukan, misalnya kita harus menyimak si
pembicara tersebut dengan konsentrasi penuh dan harus dapat menyimpulkan
informasi yang disampaikannya, khususnya bagian–bagian inti dari informasi
tersebut tanpa terpengaruh oleh uraian lainnya.
B.
Memahami Fakta dan Pemerian
1.
Perbedaan Fakta dan Bukan Fakta
Fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang
bena–benar ada atau terjadi, sedangkan diluar dari keadaan yang merupakan
kenyataan atau tidak benar–benar terjadi atau belum terjadi, atau masih berupa pendapat
pribadi, pendapat umum/ opini, wacana dan sebagainya, dikatakan bukanlah suatu
fakta.
2.
Memahami Pemerian
Ketika membaca suatu teks, pada umumnya teks yang kita baca adalah berurutan
dari kiri ke kanan. Namun, agar lebih mudah dipahami. Mudah diingat, dan lebih
mudah untuk diungkapkannya, informasi/keterangan dalam teks tersebut sering
diuraikan secara berurutan ke bawah dengan mengambil pokok–pokok yang
dibutuhkan saja. Informasi/ keterangan yang demikian itu berarti membutuhkan
pemerian.
C. Isi Pokok Informasi dan Uraian Lisan
yang Bersifat Faktual, Spesifik dan Rinci
Informasi yang bersifat faktual adalah informasi yang berdasarkan kenyataan
atau sesuatu yang benar–benar terjadi, atau benar–benar ada. Misalnya dalam
seminar contoh-contoh yang dikemukakan biasanya bersifat faktual. Artinya
contoh-contoh yang dikemukakan merupakan contoh yang benar–benar ada, bukan
fiktif atau karangan si pembicara semata-mata.
D.
Memahami Ragam Bahasa
1.
Ragam Bahasa
Ragam bahasa Indonesia
ditimbulkan karena adanya pengaruh faktor sejarah, dan perkembangan masyarakat,
atau faktor yang terdapat pada masyarakat pemakai bahasa seperti pendidikan,
usia, agama, bidang pekerjaan, sikap penutur dan juga latar belakang budaya
daerah. Walaupun demikian kita msih bisa memahami orang lain yang berbahasa
Indonesia, karena pada dasarnya ciri dan kaidah tata bunyi, pembentukan kata,
serta tata makna pada umumnya masih sama.
Secara garis besar ragam bahasa yang ada di Indonesia antara lain:
- Ragam bahasa yang bersifat perseorangan (idiolek)
- Ragam bahasa yang digunakan oleh orang didaerah
tertentu atau sekelompok orang (diolej atau logat)
- Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok
anggota masyarakat dan golongan sosial tertentu (sosiolek)
- Ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan,
pekerjaan atau profesi tertentu, disebut (fungsiolek)
- Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal
yang disebut bahasa baku
atau standar
- Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi
informal atau situasi tidak resmi
- Ragam bahasa yang digunakan secara lisan, biasa
disebut bahasa lisan atau ragam bahasa tertulis atau disebut bahasalisan
Proses dan Hasil
Berdasarkan Ciri atau Penanda Kata/ Kalimat
Informasi yg menggambarkan adanya proses atau hasil biasaya ditandai oleh
imbuhan atau akhiran, diantaranya imbuhan pe-an (proses) dan akhiran –an (hasil).
- Imbuhan pe-an
Imbuhan gabung pe-an adalah
gabungan antara awalan pe- dan
akhiran –an yg
diimbuhkan secara bersamaan pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk
dasar. Ada
beberapa fungsi dari imbuhan pe-an, diantaranya adalah, menyatakan proses. Untuk mendapatkan makna proses imbuhan gabung pe-an harus diimbuhkan pada kata kerja,
kata benda atau kata sifat tertentu.
Contoh: Penagihan dilakukan
setiap tanggal dua puluh. Penagihan artinya proses menagih
- Akhiran –an
Akhiran –an tidak
mempunyai variasi bentuk, karena morfem –an ini
tidak mengalami perubahan bentuk dalam penggabungannya dengan unsure-unsur
lain.f ungsi akhiran –an adalah
untuk membentuk kata benda, sedangkan makna dari akhiran –an diantaranya adalah menunjukkan hasil.
Contoh: Novel karangan Fira Basuki banyak bercerita
tentang dunia perempuan. Karangan artinya hasil dari perkerjaan
mengarang.
Kompetesi Dasar: Membaca cepat untuk memahami informasi
tertulis dalam konteks bermasyarakat.
A. Membaca Cepat Permulaan (120-150 Kata Tiap Menit) dengan
Menggunakan Teknik Membaca Cepat
1. Membaca Cepat Permulaan
Hal utama dalam membaca cepat adalah pemahaman yang cepat. Cara membaca cepat
dapat dilatih dengan latihan untuk memperoleh cara yang efektif tanpa membuang
waktu dan tidak mengabaikan tujuann utama, yaiitu memperoleh informasi
cepat dan akurat.
2. Pola-Pola Membaca Cepat
- Pola Horizontal
- Pola Vertikal
- Pola Diagonal
- Pola Zig Zag
- Pola Spiral
- Pola Blok
3.
Menghitung Kecepatan Membaca
- Catatlah waktu anda memulai membaca
- Catatlah waktu anda setelah selesai membaca
- Berapa waktu yang anda butuhkan dalam membaca
- Hitunglah jumlah kata yang anda baca
- Bagilah jumlah kata yang anda baca dengan waktu
yang anda butuhkan dalam membaca
- Kalikan hasil bagi jumlah kata yang anda baca
dengan jumlah waktu anda membaca
4.
Teknik Membaca Cepat
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membaca cepat diantaranya
adalah:
- Pilih bacaan yang hendak digunakan untuk latihan
membaca cepat
- Topik bacaan yang dipilih untuk pertama kali
hendaknya yang anda pahami
- Siapkan jam tangan, catat waktu ketika memulai
membaca
- Beri tanda dimana anda memulai membaca
- Beri tanda dimana anda berhenti membaca
- Catat waktu berakhirnya membaca
- Hitung waktu yang dibutuhkan untuk membaca
- Hitung jumlah kata dalam wacana yang telah anda
baca
- Bagilah jumlah kata yang telah anda baca dengan
waktu yang telah anda gunakan untuk membaca sehingga menghasilkan jumlah
kata yang dibaca per menit
- Jawablah pertanyaan yang berhubungan dengan teks
tanpa membaca kembali. Apabila anda bisa mejawab di atas 80% dengan
jawaban yang benar, maka pemahaman anda mengenai isi bacaan cukup baik
- Apabila dapat membaca cepat lebih dari 120 kata
per menit dengan pemahaman dia atas 80%, maka anda dianggap cukup berhasil
dalam membaca cepat
- Membaca Cepat dengan Teknik Memindai (Scanning)
Memindai artinya melihat dengan cermat dan lama atau memandangi. Membaca dengan
teknik pindai (scanning) berarti membaca dengan cepat tanpa membaca secara
terperinci terhadap objek yang dianggap tidak dibutuhkan dalam bacaan itu. Arah
membaca langsung kepada bahan atau informasi yang dicari dalam bacaan itu.
- Membaca Cepat dengan Teknik Layap (Skimming)
Membaca dengan teknik skimming (layap) adalah membaca dengan tujuan mencari
inti sari, topik bacaan atau mencari informasi tertentu dengan cara membaca
cepat/ meluncur dari paragraf satu ke paragraf berikutnya, halaman demi
halaman, sampai inti sari, topik atau informasi tertentu yang dicari dari
bacaan itu ditemukan. Apabila sudah ditemukan, maka teknik membaca kembali kepada
kecepatan normal, cermat dan detail.
- Membuat Catatan Pokok-pokok Isi Bacaan
Langkah yang perlu untuk membuat catatan tersebut, adalah Baca judul bacaan,
baca bacaan itu secara garis besar terlebih dahulu beberapa kali, baru kemudian
dibaca ulang kembali secara terperinci, setelah dibaca secara terperinci buat
catatan tema bacaan itu, setelah tema bacaan didapat lanjutkan dengan mencatat
topik-topik bacaan tiap paragraf, kemudian buat suatu tanya jawab berdasarkan
catatan yang telah anda buat sebagai alat penguji catatan anda apakah sudah
mencakup isi bacaan atau tidak dan terakhir buat catatan keseluruhan
berdasarkan tema bacaan, topik bacaan, dan uraian tanya jawab yang menurut anda
paling penting dari isi bacaan itu.
C.
Teknik Menafsirkan Kata, Bentuk Kata dan Ungkapan serta Penggunaan Kamus
- Ungkapan
Ungkapan adalah kelompok kata atau golongan kata yang menyatakan makna khusus
(makna unsur-unsurnya sering kali kabur) atau susunan kata (biasanya dapat
berupa kata, frasa atau pun kalimat) yang maknanya tidak sama dengan gabungan
makna anggota-anggotanya.
Ungkapan sering kali digunakan berkomunikasi baik lisan maupun tulis, agar
bahasa yang digunakan menjadi lebih hidup, komunikatif dan seringkali digunakan
untuk menyindir suatu perbuatan, keadaan, atau akibat sesuatu hal.
-
Memilih Kata
Memilih kata atau pilihan kata (diksi) ketika berkomunikasi baik secara lisan
maupun tulis, merupakan hal yang penting, karena apabila pilihan kita itu tidak
tetap maka akan menimbulkan salah pengertian, rancu, atau tidak dapat
dimengerti sama sekali.
- Nilai Rasa Sebuah Kata
Dalam bahasa Indonesia
terdapat kata-kata yang sama artinya, tetapi mempunyai nilai rasa yang berbeda
karena ada suatu kata yang dinilai lebih halus atau santun dibandingkan dengan
yang lainnya.
-
Penggunaan Kamus
Penggunaan kamus merupakan hal yang penting dalam mempelajari bahasa. Kamus
adalah buku yang berisi pilihan kata-kata suatu bahasa, atau suatu kelas kata
khusus, biasanya disusun secara alfabetis, dengan penjelasan-penjelasan
mengenai maknanya serta informasi lainnya mengenai kata-kata, dinyatakan atau
diekspresikan dalam bahasa yang sama atau dalam bahasa lain, disebut juga
leksikon atau glosari.
Kamus memiliki berbagai jenis diantaranya :
- Kamus Umum adalah kamus yang berisi segala kata dalam
suatu bahasa beserta maknanya. Misalnya Kamus Umum Bahasa Indonesia
- Kamus Khusus adalah kamus yang garapan atau
cangkupannya terbatas pada suatu bidang tertentu saja. Misalnya kamus
Linguistik, Kamus Ekonomi, Kamus Teknik, Kamus Komputer dan sebagainya.
-
Informasi dalam Kamus
Setiap lema mempunyai kerangka informasi sebagai berikut:
- Lema yang berupa tunggal, kata berimbuhan, kata
berulang, kata majemuk, frase (gabungan kata) atau akronim menjadi judul
tiap entri, dan itulah yang dijelaskan dalam batang tubuh kamus
- Semua lema disusun secara alfabetis
- Tiap lema ditulis dengan pemenggalan berdasarkan
pedoman terperinci yang dimuat dalam bagian lain dari kamus
- Sesuai dengan konteks dan keperluan, setiap lema
diberi label berikut:
- Label ragam bahasa.
- Label kelas kata.
- Label penggunaan bahasa
yang menunjukkan bahasa dialek melayu, bahasa daerah atau bahasa asing.
- Label bidang kehidupan dan
bidang ilmu yang menunjukkan dalam bidang apa kata yang bersangkutan
dipergunakan.
- Penunjukkan pelafalan / e’
/ untuk membedakannya dari pelafalan /e/.
- Penjelasan makna berupa
batasan makna, uraian penggunaan, atau padanan kata.
Kompetesi
Dasar: Memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk teks.
A.
Memahami Berbagai Bentuk Informasi Tertulis
-
Memahami Informasi Grafis
Grafik adalah lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar,
biasanya menggambarkan turun naiknya hasil, statistik dan sebagainya.
Grafik terdiri atas beberapa macam, misalnya grafik batang, garis, kolom, pie
(lingkaran), dan sebaginya.
- Memahami Informasi Matriks
Matriks adalah kerangka, bagan, atau tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran
sehingga butir-butir uraian yang diisikan dapat dibaca dari atas kebawah dan
dari kiri ke kanan.
- Mencatat Isi Pokok Informasi
Ada beberapa cara
yang dilakukan untuk dapat membuat catatan, yaitu sebagai berikut:
- Baca kembali beberapa kali wacana tersebut sampai
dengan memahaminya
- Buatlah daftar pertanyaan yang berhubungan dengan
wacana itu
- Buatlah daftar istilah-istilah penting yang
terdapat dalam wacana itu
- Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut
- Cari arti kata dari istilah-istilah penting
tersebut
- Buatlah ringkasan dari wacana dengan cara
menyimpulkan jawaban-jawaban atau istilah-istilah penting yang telah
dijawab berdasarkan daftar pertanyaan.
- Mengidentifikasi Berbagai Macam Teks
Dalam bahasa Indonesia
dikenal empat macam teks, yaitu:
- Narasi yaitu suatu bentuk wacana yang
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang
telah terjadi. Teks narasi berusaha untuk menjawab apa yang telah terjadi.
- Argumentasi berasal dari kata argumen
berarti alasan. Karangan argumentasi adalah karangan yang mengemukakan
alasan, contoh, dan bukti yang kuat serta meyakinkan, sehingga orang akan
terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan, sikap, dan keyakinan yang
ditulis dalam karangan tersebut.
- Deskripsi yaitu karangan yang berisi
gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat,
mendengar atau meraba hal tersebut.
- eksposisi yaitu karangan yang berupa
pemaparan suatu objek atau penjelasan tentang suatu topic dengan tujuan
memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
- Melisankan Informasi Non-Verbal
Informasi dapat disampaikan dalam dua cara yaitu, dalam bentuk verbal (lisan)
dan dalam bentuk nonverbal, misalnya dalam bentuk tertulis, gambar, tabel,
grafik, dan sebaginya.
B.
Menyimpulkan Informasi dengan Teknik Induktif dan Deduktif
Membuat Simpulan
Teknik membuat simpulan dapat dibuat dengan dua macam cara, yaitu:
- Teknik membuat simpulan induktif
yaitu teknik membuat simpulan induktif disusun mulai dari pengumpulan
data/fakta dan berakhir pada kesimpulan yang merupakan ciri umum dat/fakta
yang diamati
- Teknik membuat simpulan deduktif
yaitu teknik membuat simpulan yang bertolak dari suatu kesimpulan umum
kemudian dijabarkan contoh-contoh yang mengandung ciri-ciri umum itu.
Kompetesi
Dasar: Melafalkan kata dengan artikulasi yang tepat.
A.
Melafalkan Kata dengan Artikulasi yang Tepat
- Fonologi
Fonologi terdiri atas dua bagian ilmu, yaitu:
- Fonetik, yaitu ilmu yang mempelajari
atau menganalisisi bunyi ujar serta mempelajari bagaimana alat ujar itu
dapat menghasilkan bunyi.
- Fonemik, yaitu ilmu yang mempelajari
bunyi ujar dalam fungsinya sebagai pembeda arti.
- Mengucapkan Kata dengan Tekanan dan Artikulasi
yang Tepat
Setiap ujaran mempunyai tekanan/ nada, pada masing–masing kata atau kalimat.
Tekanan yang diucapkan tersebut bergantung pada pentingnya kata atau kalimat
berdasarkan situasi yang terjadi pada si pembicara.
- Tekanan dinamik silabis
- Tekanan dinamika emfasis
- Tekanan tempo
- Penggunaan Lafal Bahasa Indonesia Baku
Berdasarkan Konsep Lafal Baku Bahasa Indonesia
Dalam melafalkan Bahasa Indonesia kadang – kadang dipengaruhi oleh lafal bahasa
daerah, sehingga berbeda dengan lafal bahasa Indonesia baku. Apabila
pelafalannya tidak sesuai dengan bahasa indonesia baku, maka akan terjadi perbedaan arti. Untuk
menghindari hal tersebut, sebaiknya menggunakan cara pelafalan kata atau
kalimat yang benar. Oleh karena itu, fonetik dan fonemik sangat dibutuhkan dan
dapat dipelajari pada kamus yang menulisakan cara pelafalan suatu kata yang
benar berdasarkan bahasa Indonesia
baku.
Kompetesi Dasar: Memilih
kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.
A.
Memilih Kata, Bentuk Kata, dan Ungkapan Yang Tepat
- Kata dan Ungkapan yang sesuai dengan Tuntutan Situasi Komunikasi
Ketika kita melakukan komunikasi baik secara lisan maupun tertulis
kadang–kadang secara tidak sengaja atau tidak, sering menggunakan ungkapan.
Penggunaan ungkapan ketika berkomunikasi akan menghidupkan suasana, misalnya
kalimat tersebut menjadi lebih hidup, tidak monoton, hangat dan menarik.
Untuk menguasai ungkapan denagn baik, dibutuhkan latihan tentang penggunaan
ungkapan secara tepat sesuai dengan tuntutan situasi komunikasi, misalnya untuk
situasi komunikasi yang gembira, situasi sedih, tegang, menakutkan, santai dan
sebagainya dibutuhkan ungkapan yang berbeda.
- Penggunaan
Kata, Bentuk Kata dan Ungkapan
Menggunakan kata, bentuk kata dan ungkapan secara tepat sesuai dengan situasi
komunikasi merupakan hal yang penting agar apa yang kita maksudkan dapat
dipahami oleh lawan bicara kita.
B.
Pemakaian Kata Bersinonim
- Sinonim
Sinonim adalah sebuah kata yang dikelompokkan dengan kata–kata lain di dalam
klasifikasi yang sama berdasarkan makna umum. Artinya memiliki makna pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai rasa.
- Pengulangan
Mubazir
Dalam membuat sebuah kalimat kadang–kadang terdapat penggunaan kata yang sama
secara berulan–ulang. Pengulangan kata tersebut menjadi mubazir. Oleh karena
itu, untuk menghindarinya kita perlu menggantinya dengan menggunakan sinonim
atau ungkapan yang tepat, tetapi penggantian kata tersebut tidak boleh merubah
pengertian atau makna kalimat itu, sehingga penggunaan kalimat menjadi lebih
efektif.
Contoh: Direktur perusahaan itu meminta perwakilan para perkerja untuk melakukan perundingan,tetapi para perkerja tetap menolak permintaan itu,kecuali
ada jaminan tututan kenaikan gaji mereka dipenuhi.
sebaiknya: Direktur perusahaan itu meminta perwakilan para perkerja untuk melakukan perundingan,tetapi karyawan tetap menolak permintaan itu,kecuali
ada jaminan tuntutan kenaikan gaji mereka dipenuhi.
- Honomin
Honomin,yaitu dua kata atau lebih yg sama bunyinya tetapi berbeda artinya.
Misalnya kata ‘jarak’ dalam kalimat berikut ini.
(a) Jarak antara Jakarta dan Cirebon kami tempuh dalam waktu 4 jam.
(b) Pada zaman dahulu orang menggunakan buah jarak sebagai lampu penerang
rumah.